Kamis, 13 November 2014

Sentuhan Lembut Yang Belum Terbalaskan

Sekilas aku melihat wajah seorang yang begitu sangat aku kenal, ya itulah ibu yang sampai hari ini belum pernah lelah menemani hidupku dalam keadaan apapun. Terbayang setelah melihat wajahnya, kini semakin menua tak lagi sekencang dulu, tatapan wajahnya tak segar lagi seperti dulu dan berdirinya sudah tak gagah lagi seperti dulu.

Seakan tidak bisa memaafkan diri ini karena belum bisa merubah atau memberi apa yang beliau inginkan, berdosakah diri ini terhadap hal itu? Terlau sibuk dengan hal duniawi sehingga lupa dengan niat untuk membahagiakannya, kemana harta yang sudah didapat dengan susah payah selama ini? Teman, sahabat atau orang terdekatkah yang harus diutamakan daripada beliau? Sungguh diri ini seakan kehilangan arah.

Hari terus berjalan, waktu terlewati sudah begitu banyak tanpa memikirkannya apabila sedang bersenang-senang, hanya celotehan amarah yang selalu terlontar untuknya, inikah yang harus diberikan dari suatu niat terdahulu? Selalu membantah setiap perkataannya, tidak ada rasa peduli apabila beliau sedang membutuhkan sesuatu. Inikah balasan yang pantas untuknya?

Banyak pertanyaan untuknya karena diri ini memang belum bisa membalas semua rasa sayang yang diberikan selama setengah abad lebih. Sentuhan lembut darinya tak akan pernah terlupakan dan terbayarkan oleh apapun, lalu apa yang harus aku lakukan? Tidak ada yang tau perasaan beliau selama ini terhadapku, ingin sekali aku selalu memeluk erat tubuhnya itu. Aku hanya berharap disetiap doaku untuknya bisa sedikit mewakilkan untuk semua kepeduliannya selama ini dan semoga aku masih bisa memberikan bukti nyata apa yang beliau selalu inginkan dariku.

Aku selalu percaya dengan semua jalan Tuhan karena melihat setiap usaha dari umatnya, biarkan diri ini sampai lemah tak berdaya asalkan bisa membuat beliau bahagia dan mendapatkan apa yang diinginkan dari diri ini, tak ada yang bisa menggantikan sentuhan lembut darinya, maka dari itu izinkan aku untuk selalu menjaganya sampai diri ini benar-benar mewujudkan niat dan keinginannya.

Tak ada lagi konflik yang diinginkan, aku menyesal sudah selama ini ibarat melantarkannya karena sebuah niat dan keinginan itu belum terasa sampai olehnya, jangan sampai hal yang tidak diinginkan terjadi sebelum aku bisa mewujudkannya, aku akan tetap berusaha apapun yang terjadi, untuk itu bimbing aku untuk berjalan dijalur yang benar lagi sampai semuanya terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar